Friday, 10 January 2014

(Book) Tokyo: Falling by Sefryana Khairil

penulis: Sefryana Khairil
penerbit: GagasMedia, 2013
tebal: 337 halaman
rating: 3.5 stars

Thalia datang ke Tokyo demi melaksanakan pekerjaannya sebagai fashion editor sebuah majalah fashion di Indonesia, Belle untuk meliput pameran fesyen internasional sekaligus acara-acara menarik yang ada disana. Selain meliput, Thalia berencana untuk menemui mantan kekasihnya, Dean yang kebetulan sedang bertugas juga di Tokyo. Begitu pun dengan Tora, fotografer dari majalah Live Life ini diutus untuk meliput acara-acara kesenian di Tokyo. Selain datang untuk meliput, Ia juga datang kembali ke Jepang untuk bertemu dengan mantan kekasihnya, Hana yang dengan sebelah pihak telah memutuskan hubungan mereka tanpa penjelasan apa-apa. Ia bertekad untuk meluruskan segalanya dengan Hana.

Thalia dan Tora merasa pertemuan pertama mereka di Tokyo adalah sebuah musibah. Bagaimana tidak, pertemuan mereka yang tak terduga mengakibatkan lensa telephoto milik Thalia menjadi retak, dan membuat Tora yang tidak sengaja merusaknya harus bertanggung jawab untuk mengganti lensa itu dengan barang yang serupa. Tanggung jawab Tora ternyata tidak mudah, karena selain jadwalnya yang padat dan terbatasnya waktu keberadaan mereka di Tokyo, pun untuk mencari lensa telephoto seperti yang dimiliki Thalia sangatlah sulit dan jika diperbaiki akan memakan waktu yang cukup lama. Dengan berat hati, Tora akhirnya menawarkan lensanya yang serupa dengan milik Thalia untuk dipakai secara bergantian. Hal ini berimbas pada jadwal mereka yang kini menjadi kacau; mereka harus mencocokkan jadwal masing-masing dan pergi bersama-sama untuk meliput acara agar bisa berbagi lensa telephoto tersebut. Rasa lelah karena jadwal yang seakan menjadi berkali lipat pun berubah seiring dengan kebersamaan mereka di negeri bunga sakura.

Nama itu menyeruak dalam benaknya. Menghadirkan lintasan memori tentang tawa, bahagia, luka, hingga akhirnya segala sesuatunya hilang begitu saja.
Buku ini adalah buku perdana karangan Sefryana Khairil yang aku baca. Aku cukup menyukai tulisannya, kata per kata disusun dengan rapi dan romantis tapi tidak berlebihan. Sesuai dengan temanya, Setiap Tempat Punya Cerita, Thalia dan Tora pun mengajak kita menelusuri tempat-tempat yang ada di Tokyo, juga makanan-makanan yang menggugah selera yang ada disana. Cerita cintanya tergolong sederhana, dengan konflik yang menurutku sangat realistis; sesuai dengan kehidupan yang kita alami.

Plotnya sendiri dikemas dengan manis dan tetap menjaga fokus pada karakter Tora dan Thalia, walaupun keduanya mempunyai cerita masa lalu yang serupa tapi berbeda; seperti Tora yang hubungannya kandas begitu saja dengan Hana, dan Thalia yang masih belum bisa melupakan mantannya yang workaholic, Dean. Aku suka sekali chemistry yang ada pada Tora dan Thalia, rasanya jadi gemas sendiri setiap membaca. Contohnya adalah kejadian di apartemen milik Alvin dan Mikami-teman dekat Tora-ketika sedang gempa, Thalia panik bukan main dan Tora dengan lembut menenangkan Thalia. Perutku serasa dihinggapi kupu-kupu, karena  pada saat itulah mereka mulai memahami perasaan masing-masing.


Jujur saja, membutuhkan waktu lebih dari seminggu bagiku untuk membaca tamat buku ini. Kira-kira sampai pada halaman 30 aku sudah agak malas untuk membacanya lalu memilih untuk menutup buku ini rapat-rapat dan mencari bacaan yang lain sampai akhirnya mood-ku kembali datang. Entahlah, tapi aku merasa ada yang janggal dalam pemilihan kata-kata yang digunakan oleh Mbak Sefryana ini, sehingga membuatku agak menaikkan alis. Tapi seiring dengan jumlah halaman yang bertambah dan cerita yang semakin berkembang, aku secara tidak sadar menjadi semakin larut juga dalam kisah perjalanan Tora dan Thalia. Rasanya asyik sekali, berjalan-jalan di Tokyo sambil meliput berita. Terlebih lagi ditemani dengan pria yang cukup tampan dan baik hati walaupun kadang agak menyebalkan. Hehehe. O ya, di dalam buku terakhir seri STPC ini pun masih banyak ditemukan typo dibeberapa halaman. Untungnya, kesalahan kecil tadi masih bisa ditolelir karena sama sekali tidak mengganggu jalannya cerita.

Buku Tokyo: Falling menurutku adalah buku yang pas untuk menutup seri STPC ini. Sebuah cerita yang simpel tapi romantis bertemakan nuansa kota Tokyo yang kental. Rasanya seakan kembali ke masa sekolah dasar dulu, ketika aku masih sangat fanatik terhadap serial anime yang disiarkan setasiun TV dihari minggu. Dulu aku ingin sekali pergi ke Jepang untuk bertemu dengan Edogawa Conan. Dan lewat buku ini, keinginan untuk berkunjung ke Jepang pun datang kembali.

xo, Puspita Sanri.

2 comments:

  1. ini judulnya cinlok yaaaa XD aku juga kepingin ke tokyoooo...biarpun kayanya nggak mungkin amprokan sama fotografer ganteng, tapi gapapalah, jalan2 sendiri juga mau. hiehiehie

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, cinlok gara-gara kamera haha *tos sama mbak astrid* aku juga pengen banget ke jepang dari dulu, tapi biaya hidup disana mahal padahal niatnya kan mau beli ini itu xD

      Delete