Saturday, 22 March 2014

(Book) Fairish by Esti Kinasih


judul: Fairish
penulis: Esti Kinasih
penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2012
tebal: 304 halaman
rating: 5 stars

Kedatangan seorang cowok tampan ke SMU Palagan nampaknya membuat rusuh seisi sekolah. Cewek-cewek berlomba untuk menarik perhatiannya dari mulai mengubah penampilan dengan memakai make up, wewangian, sampai mengubah gaya rambut. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi gadis mungil bernama Fairish, Ia lebih senang mengamati ekspresi teman-teman sekelasnya ketika Davi memperkenalkan diri didepan kelas. Ketidaktertarikannya pada Davi, justru membuatnya harus jungkir balik menghadapi kehidupan sekolah yang berubah drastis ketika Davi memintanya untuk berpura-pura menjadi pacarnya.


Berbagai celaan harus Fairish telan dalam diam. Ia tak habis pikir bagaimana bisa murid-murid cewek di sekolah menganggapnya memakai pelet dan ilmu perdukunan lainnya untuk mendapatkan Davi. Mereka tidak tahu alasan mengapa Fairish mau untuk menjadi pacar bohongannya lelaki yang lebih banyak diam itu. Hal-hal buruk itu berangsur-angsur membaik, dan ketika Fairish mengira bahwa semuanya telah baik-baik saja, badai yang lebih besar pun datang menerjang.
Ini untuk kedua kalinya Davi tertegun tak percaya. Irish terlepas dari tangannya begitu tiba-tiba. Kali ini benar-benar fatal ternyata. Dia tidak tahu apa lagi yang sudah dilakukan Alfa. Yang jelas, Irish tidak lagi bisa ditahannya!
Alfa, nama itu membuat Fairish jengkel. Betapa tidak, lelaki yang abnormal itu selalu berlaku seenaknya dan mengumumkan ke seluruh penjuru sekolah kalau dia menyukai Fairish. Padahal, pada saat itu posisi Fairish masih menjadi pacarnya Davi. Disaat keadaan memanas diantara Davi dan Alfa, mereka tidak sadar bahwa yang paling terluka  adalah Fairish. Sampai akhirnya tiba waktunya untuk Fairish memilih siapa diantara Davi dan Alfa yang berhak untuk mendapatkan hatinya.


Mungkin novel karangan Esti Kinasih ini adalah novel teenlit pertama yang kubaca ketika aku masih duduk dibangku SMP. Dan setelah membaca untuk kedua kalinya pun aku masih sangat menyukai buku ini. Ceritanya sederhana, dan konfliknya pun khas anak remaja yaitu tentang cinta. Tapi, ada sesuatu yang spesial didalam buku ini yang membuatku sangat sangat sangat menyukainya. Karakter favoritku tentu saja, Fairish. Walaupun dia bertubuh mungil, tetapi Ia memiliki hati yang kuat dan tegar. Ia sabar saja ketika dicemooh dari berbagai pihak perihal hubungannya dengan Davi.
Berjalan bersamanya, larut dalam tawa dan semua kelakarnya, limbung dalam senyum dan tatap mata. Bahkan saat jari-jari itu meraihnya, satu hal yang kerap terjadi sejak semula, dan satu bisikan kecil di telinga. . . sesuatu di dadanya berdetak lebih cepat dari yang dia duga.
Pertama kali aku membuka buku ini, aku kaget karena ukuran fontnya yang cukup besar, tapi hal itu tidak mengganggu tapi justru mempermudah proses membaca. Selain gaya penulisan yang mengalir dan mengundang, karakter-karakter yang ada pun terasa nyata. Seperti si Udin yang menjual nasi uduk, Sagara dan pacarnya juga teman-teman sekelas Fairish. Rasanya aku seperti menjadi salah seorang diantara mereka dan melihat kejadian itu berlangsung. Di dalam novel ini pun banyak sekali kata-kata manis yang membuatku senyum sendiri. Seperti puisi Davi untuk Fairish. Walaupun Davi cenderung lebih senang menyendiri dan tak banyak bicara, tapi Ia hanyalah seorang lelaki biasa yang juga bisa merasakan cemburu.
Angin itu memang terasa. Kadang dia lembut, kadang keras. Malah terkadang terlalu keras. Tapi yang lucu, sekeras apapun yang namanya angin, kita tetep nggak bisa menggenggamnya sedikit pun. Padahal dia bisa ngelempar kita jauh-jauh!
Rasanya puas sekali setelah membaca kesuluruhan isi buku ini. Tapi sayang sekali, buku ini terasa tipis padahal aku masih ingin menikmati kisah Fairish dan Davi. Hahaha. Aku memang benar-benar tersihir oleh pesonanya Davi, dia adalah tipe cowok favoritku. Pemain basket, dingin dan menyebalkan tapi manis. Yah, siapa yang tidak meleleh dengan karakter lelaki seperti itu.

Aku harus membaca karya-karya Esti Kinasih yang lain karena Ia merupakan salah satu penulis lokal favoritku. Sayangnya, aku belum sempat membaca semua novel karangannya karena terbentur jadwal kuliah yang mulai padat dan godaaan buku-buku lain. Mungkin nanti aku akan mulai membaca serial Jingga dan Senja dulu, karena adikku dengan cerewetnya menyuruhku untuk membaca seri tersebut.

xo, Puspita Sanri.

No comments:

Post a Comment